My Blog

Sabtu, 21 November 2009

Kisah Sepenggal Perjalanan Wirausha Sukses dan Pembahasannya

DATA PENGUSAHA

Pengusaha 1 (Tirto Utomo)
Kisah sukses ini berawal dari sosok Tirto Utomo(alm.) yang menggagas berdirinya Aqua. Pria kelahiran Wonosobo, 9 Maret 1930 ini menggagas lahirnya industri air minum dalam kemasan (AMDK) di Indonesia melalui PT Golden Mississippi pada tanggal 23 Pebruari 1973. Produk pertamanya saat itu adalah Aqua botol kaca 950 ml yang kemudian disusul kemasan AQUA 5 galon, pada waktu itu juga masih terbuat dari kaca.
Pada awal kemunculannya, Aqua tidak langsung menuai kisah sukses nya seperti sekarang ini. Bahkan tahun 1974 sampai 1978 adalah masa-masa sulit bagi perusahaan ini. Saat itu permintaan konsumen masih sangat rendah. Masyarakat kala itu masih “asing” dengan air minum dalam kemasan. Apalagi harga 1 liter Aqua lebih mahal daripada harga 1 liter minyak tanah. Dengan berbagai upaya dan kerja keras, akhirnya Aqua mulai diterima masyarakat luas. Perlahan tapi pasti, merk ini semakin menorehkan kisah sukses nya. Bahkan tahun 1978, Aqua telah mencapai titik BEP. Dan saat itu menjadi batu loncatan kisah sukses Aqua yang terus berkembang pesat.

Pengusaha 2(Budiyanto Darmastono)
Tekad yang keras untuk menjadi pengusaha juga menghinggapi benak Budiyanto Darmastono. Lulusan D3 Akuntansi UGM yang berasal dari keluarga guru ini, tak puas bekerja sebagai pegawai bidang akuntansi, dengan penghasilan yang menurutnya “hanya begitu-begitu saja”.
Bersama istrinya, Budiyanto terus berpikir keras mencari-cari bidang usaha yang cocok dan bisa dikerjakan berdua. Ide bernas pun mampir di pikirannya saat menyadari, bahwa bisnis kurir sangat potensial. Perusahaan di bidang usaha courier service juga masih sedikit dan sebagian besar dikerjakan secara manual.
Bermodalkan uang 24 juta hasil meminjam saudara dan temannya, Budiyanto menyewa sebuah rumah kontrakan untuk dijadikan kantor bernama PT. NCS. Gagasan briliannya saat itu adalah mengandalkan 2 komputer untuk mempercepat sistem database dan pelaporan. “Saat itu saya lihat dari sejumlah perusahaan kurir, masih memakai sistem manual. Maka saya berpikir bahwa sistem computerized pasti akan lebih cepat, tepat dan dipercaya klien” ujar Budiyanto.

Pengusaha 3(Kolonel Harland Sanders)
Kolonel Harland Sanders, lahir pada tanggal 9 September 1890. Mulai aktif dalam mewaralabakan (franchise) bisnis ayamnya pada usia 65 tahun. Saat ini, usahanya yang dikenal dengan Kentucky Fried Chicken atau KFC® telah tumbuh menjadi salah satu yang terbesar dalam sistem makanan siap saji di dunia. Sosok Kolonel Sanders, pionir dalam restoran siap saji menjadi simbol dari semangat kewirausahaan.
Percaya diri dengan kualitas ayam gorengnya, Kolonel meyakinkan dirinya untuk membuka usaha waralaba yang dimulai tahun 1952. Ia pergi jauh menyeberangi Negara bagian dengan mobil dari satu restoran ke restoran lainnya, memasak sejumlah ayam untuk pemilik restoran dan karyawannya. Jika reaksi yang terlihat bagus, ia menawarkan perjanjian untuk mendapatkan pembayaran dari setiap ayam yang laku terjual. Pada tahun 1964, Kolonel Sanders mempunyai lebih dari 600 outlet waralaba untuk ayam gorengnya di seluruh Amerika dan Kanada. Pada tahun itu, ia menjual bunga dari pembayarannya untuk perusahaan Amerika sebanyak 2 juta dolar kepada sejumlah grup investor termasuk John Y. Brown Jr., yang kemudian menjadi Gubernur Kentucky dari tahun 1980 sampai 1984. Kolonel mengingatkan untuk menjadikan terbuka perusahaannya bagi publik. Pada tahun 1976, sebuan survey independen memberi peringkat kedua dunia sebagai selebriti yang terkenal di dunia.

Pengusaha 4( Irwan Hidayat)
Awalnya, Sido Muncul tidaklah terlalu istimewa, sama saja seperti industri jamu lain yang ribuan jumlahnya dengan beragam merek. Irwan Hidayat (kelahiran Yogyakarta tahun 1947), bersama empat orang adiknya sebagai generasi ketiga pemilik Sido Muncul, menerima warisan perusahaan pada tahun 1972 sesungguhnya sedang dalam keadaan kurang menguntungkan. Perusahaan menanggung utang dan hampir tak memiliki aset yang berarti. Utang bahan baku, kalau dihitung-hitung, itu setara dengan 30 bulan omzet perusahaan. Aset pabrik hanya 600 meter persegi, itupun tanpa memiliki sebuah mesin pun.
Sebagai bisnis keluarga yang dikelola turun-temurun, Irwan Hidayat mencoba tetap bertahan menghadapi pasang surut bisnis jamu. Dia percaya akan ada titik terang yang akan mencerahkan harapan dan kepercayaannya kepada industri jamu, yang merupakan warisan nenek-moyang, yang sudah mendarah-daging di hati segenap warga masyarakat, Irwan berharap masyarakat masih akan memberikan kepercayaan kepada jamu. Tetapi Hingga tahun 1993 perusahaan jamu yang ia pimpin masih berjalan sangat lambat, karena banyaknya persaingan dari perusahaan jamu lainnya, baik yang home industri maupun perusahaan yang lebih mapan yang jumlahnya mencapai ratusan dengan ribuan produk jamu. Irwan bingung, bagaiamana agar usaha jamunya berkembang. Sampai kemudian ia bertemu dengan orang gila, yang menyebutkan terus terang, bahwa jamu yang dibuat Irwan Hidayat pahit, tidak enakk, sama seperti jamu lainnya. Irwan kemudian berpikir keras bagaimana membuat jamu yang disukai dan berbeda dengan produk jamu lainnya.
“Modalnya nekat. Ketidaktahuan justru menyelamatkan saya. Saat itu saya tidak punya utang dolar AS. Tetapi, karena tidak tahu, dari 15 miliar rupiah yang dianggarkan, biaya pembangunan pabrik membengkak sampai 30 miliar rupiah,” kata Irwan.Tetapi kenekatan itu kini membuahkan hasil. Tahun 2000 Departemen Kesehatan memberikan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) kepada PT Sido Muncul, padahal selama ini industri jamu hanya mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB). Dengan CPOB “gengsi” jamu terangkat menjadi setara dengan obat. Atau, paling tidak jamu menjadi obat alternatif yang terbukti dapat diuji secara klinis keabsahan dan keilmiahannya sebagai obat.

Pengusaha 5 (Marius Widyarto)
Kesuksesan C59 tidak lepas dari kepiawaian penggagasnya, Marius Widyarto atau yang akrab dipanggil Mas Wiwied. Bermula dari rasa gusarnya melihat teman-temannya yang memamerkan kaos bergambar kota mancanegara buah tangan dari orang tuanya usai bepergian dari luar negeri, Wiwied kemudian tertantang untuk membuat sendiri kaus bergambar patung Liberty dan kota New York dan sesumbar bahwa omnya juga baru datang dari luar negeri,sejak saat itulah ia semakin dikenal sebagai orang yang piawai membuat kaus, sampai-sampai, ketika ia bekerja di sebuah perusahaan kontraktor, ia lebih sering didatangi orang untuk urusan pesanan kaus daripada untuk pekerjaannya.
Wiwied yang sejak kecil menyukai pekerjaan prakarya memulai usahanya dari rumahnya yang berukuran 60 m2 di Gang Caladi 59, yang akhirnya menjadi nama merk kausnya dengan modal awal dari hasil penjualan kado pernikahannya dengan Maria Goreti Murniati. Mental entrepreneur Wiwied banyak ditempa ketika ia ikut seorang pengusaha keturunan di Bandung yang memperlakukannya secara keras.Pada awalnya Wiwied menjalankan usahanya dari order kanan kiri, ia juga ikut mendesain,memilih bahan, memotong,menjahit, menyablon sampai finishing disamping juga mencari order.
Usahanya meningkat ketika mendapatkan order dari Nichimen-perusahaan Jepang yang bergerak di bidang pestisida, kaus itu untuk dibagi-bagikan ke para petani. Usahanya semakin terasa meningkat setelah mengikuti kegiatan Air Show 1986 di Jakarta yang diikuti pula oleh para peserta dari mancanegara.



PEMBAHASAN

Kewirausahaan meliputi proses yang dinamis sehingga dengan demikian timbul pengertian baru dalam kewirausahaan yakni sebuah proses mengkreasikan dengan menambahkan nilai sesuatu yang dicapai melalui usaha keras dan waktu yang tepat dengan memperkirakan dana pendukung, fisik, dan resiko social, dan akan menerima reward yang berupa keuangan dan kepuasan serta kemandirian personal.
Melalui pengertian tersebut, terdapat empat hal yang dimiliki oleh seorang wirausahawan yakni:
1. Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang baru dengan menambahkan nilainya. Pertambahan nilai ini tidak hanya diakui oleh wirausahawan semata namun juga audiens yang akan menggunakan hasil kreasi tersebut.
2. Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang diberikan. Semakin besar fokus dan perhatian yang diberikan dalam usaha ini maka akan mendukung proses kreasi yang akan timbul dalam kewirausahaan.
3. Memperkirakan resiko yang mungkin timbul. Dalam hal ini resiko yang mungkin terjadi berkisar pada resiko keuangan, fisik dan resiko social.
4. Memperoleh reward. Dalam hal ini reward yang terpenting adalah independensi atau kebebasan yang diikuti dengan kepuasan pribadi. Sedangkan reward berupa uang biasanya dianggap sebagai suatu bentuk derajat kesuksesan usahanya.
Beberapa pengusaha diatas menerapkan system kewirausahaan yang terpola. Mereka masing-masing memiliki keahlian melihat peluang serta komitmen tinggi untuk berusaha dengan keadaan yang ada. Ketidakputusasaan mereka yang miliki menyebabkan kesuksesan tersebut dapat terwujud dengan baik.
Menurut Prof.DR. Buchari Zainun bahwa ilmu jiwa kepegawaian dan ilmu perilaku organisasi menyadari dan mengamati adanya 2 macam keadaan yaitu :
1. adanya berbagai macam persamaan yang dimiliki oleh anggota sesuatu organisasi. Dengan demikian diketahui bahwa tingkah laku anggota-anggota dapat dipengaruhi dengan cara-cara yang sama pula.
2. disamping adanya persamaan-persamaan diantara para pegawai yang menjadi anggota organisasi itu terdapat pula perbedaan-perbedaan. Dengan demikian dalam banyak hal masing-masing pegawai harus diperlukan sebagai individu-individu dengan senantiasa memperhatikan perbedaan-perbedaan diantara mereka.
Motifasi dapat ditafsirkan dan diartikan berbeda oleh setiap orang sesuai tempat dan keadaan dari pada masing-masing orang. Setiap orang dan organisasi ingin dapat mencapai sesuatu atau beberapa tujuan dalam kegiatannya. Dapat dibayangkan bagaimana ragamnya hubungan-hubungan yang dialami seseorang bila mana ia berada dalam satu organisasi yang besar.
Perencanaan tenaga kerja menurut berry (1994) serta john dan Pauline (1988) dapat penulis serikat artinya sebagai suatu cara untuk mencoba menetapkan keperluan tenaga kerja untuk suatu periode tertentu, baik secara kualitas maupun kuantitas dengan cara-cara tertentu. Perencanaan ini dimaksudkan agar perusahaan dapat terhindar dari kelangkaan sumber daya manusia pada saat dibutuhkan maupun kelebihan sumber daya manusia pada saat dibutuhkan.
Dari asumsi diatas dapat diketahui bahwa menjadi seorang yang sukses tidak hanya bermodalkan mimpi, namun juga harus memiliki keinginan dan tekad yang kuat untuk mewujudkan keinginan maya menjadi nyata. Kemauan untuk bekerja keras dan semangat yang tinggi serta tidak mudah berputus asa adalah ciri seorang yang sukses sehingga cita-cita yang diinginkan dapat tercapai.
Selain percaya diri para pengusaha tersebut juga memiliki motivasi yang tinggi untuk mencapai kesuksesan yang lebih tinggi, karena jika motivasi turun maka hasil kerja tidak akan optimal sehingga akan menjadi lemah. Semua pengusaha inijuga berusaha untuk mengubah cara berfikir secara positif, sehingga mereka bisa yakin dengan usaha yang mereka jalankan. Karena dengan berpikir secara positif mereka akan lebih mampu bertahan dalam menghadapi kesulitan, kekacauan dan kegagalan dala usaha yang mereka jalani.
Setiap pengusaha harus berani menerima kresiko pasang surut dalam menjalankan suatu usahanya.Karena setip usaha yang dijalankan tidak selamanya bisa mencapai suatu kesuksesan. Dilihat dari pengusaha-pengusaha tersebut mereka selalu berfikir positif dan beranggapan bahwa kegagalan itu merupakan awal dari suatu kesuksesan.
Dilihat dari segi kegigihan, Budiyanto dan Marius Widyarto merupakan pengusaha yang kurang gigih dalam aspek tersebut tetapi dengan adanya pemikiran yang ulet dan pandai memikirkan gagasan baru sehingga mereka dikatakan sebagai katogori pengusaha yang sukses dan dengan adanya pemikiran yang pantang menyerah.
Pada umumnya menjadi pengusaha yang sukses harus dengan mengerjakan sesuatu dengan ketidak mampuan menjadi kemampuan seseorang sehingga dengan adanya pemikiran itu seseorang bisa dengan sendirinya menjadi orang yang sukses.

Adapun langkah-langkah menjadi orang yang sukses:
 Membangun percaya diri
 Membankitkan motivasi
 Mengubah cara berfikir
 Berani gagal
 Mengembangkan kebiasaan positif
 Mengubah rasa malu menjadi berani
 Menimbulkan inovasi baru